Assallamu’alaikum ^^
Bertemu lagi
deh, kali ini dengan pembahasan mengenai skeptis dalam diri manusia. Bingung,
apa itu skeptis?, begini secara garis besar skeptis itu curiga,
ketidakpercayaan, atau ragu-ragu dalam menerima suatu informasi yang tidak
jelas, ada juga yang mengatakan skeptis itu paham mengenai keragu-raguan
seseorang dalam mendapatkan sebuah informasi. Bisa dibilang skeptis ada pada
setiap manusia, dan kita pun dapat terkena skeptis juga tetapi disini skeptis
yang saya bahas adalah skeptis yang tidak berlebih-lebihan dan masih di
koridornya. Mengapa perlu skeptis?, alasanya karena skeptis membuat kita
berpikir logis, tidak menerima mentah-mentah informasi, tidak mudah diperdaya/dibohongi
orang lain, rasa ingin tau yang kuat. Untuk lebih jelasnya mari kita kupas satu
persatu :D, cekidot:
1. Membuat
kita berpikir logis
Ini
ada hubunganya dengan berpikir logis atau masuk akal karena secara tidak
langsung apa yang kita lihat, dengar dan kita rasa bisa saja meleset, tetapi
dengan melibatkan skeptis kita dapat berpikir apakah informasi itu pernah
dibuktikan/diteliti di bidangnya. Misalnya jika ada seseorang yang menulis
mengenai agama A dan orang yang melihatnya dan paham akan ilmu di bidang agama
A tidak terima atas tulisanya tersebut, bisa saja orang yang menulis tersebut
akan mendapat teguran dan biasanya tulisan tersebut dapat dihapus karena
mengandung kebohongan/hoax dan bersifat SARA.
2. Tidak
menerima mentah-mentah informasi
Masih
ada hubunganya dengan poin 1. Sebagai pembaca maupun pendengar kita perlu
jeli dengan informasi yang kita dapat,
tidak semua informasi bersifat benar. Ada juga informasi yang tidak original
alias ditambah-tambah bahkan di kurang-kurang.
Skeptis disini berperan penting agar kita mengkaji lebih lanjut
informasi tersebut dan saat kita menyebarkan informasi itu ke orang lain, tidak
ada keraguan mengenai informasi tersebut.
3. Tidak
mudah diperdaya/dibohongi orang lain
Tidak
ada yang mau kecemplung ke sungai yang banyak buayanya untuk kesekian kalinya
:D. Ngak ngerti juga?, begini jika kita pernah merasa disakiti, dibohongi,
dikhianati dll. Apa mau terulang kembali? Orang normal pasti menjawab “NGAK”.
Yes, itu dia, madsud saya kita perlu skeptis mengenai seseorang di sekitar
kita. Skeptis disini yang wajar lah. Bukan saking dendamnya sama kelakuan yang
kurang baik oleh seseorang lantas kita jadi papparazi bahkan psyco, hii. Percaya deh kalau kita
sendiri ngak bisa lepas dengan apa yang membelenggu kita bahkan merusak masa
depan kita, kita semua ngak bakal maju dan bahkan kembali tersakiti. Dengan
skeptis kita lebih peka terhadap apa yang orang lain katakan dan pastinya
jangan di terima mentah-mentah meskipun perkataan itu dari orang yang kita
sayangi. Jika terlalu percaya maka ntar kita yang dipermainkan, kasian kan
-__-“.
4. Rasa
ingin tau yang kuat
Ini inti dari
skeptis, jangan mengabaikan apa yang berasal dari lubuk hati kita atau naluri
kita, misalnya saja tiba-tiba kita kepikiran mengenai orang tua kita, maka
cepat-cepatlah mengeceknya, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi
selanjutnya. Ingat daripada menyesal lebih baik skeptis dulu, meskipun skeptis
terkadang tidak semuanya benar tetapi setidak-tidaknya itu menjadi peringatan
untuk kita sendiri. Skeptis juga membuat kita perduli dengan permasalahan teman
kita dan bahkan kita mendapat pahala dalam membantu menyelesaikan masalahnya,
cek n ricek gitu :P.
Jadi
inti dari pembahasan saya kali ini ialah agar jangan malu untuk skeptis,
asalkan lakukan sewajarnya, karena tidak semua yang kita anggap baik selamanya
berakhir baik, dan tidak juga tidak semua yang kita anggap buruk selamanya
berakhir buruk. Ingat itu semua datangnya dari Allah SWT. Jika kita tidak mau
memperbaiki maka kita akan selalu ditindas oleh dunia ini. Semoga artikel saya
ini bermanfaat bagi pembaca :*.
Wassallamu’alaikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar