Rabu, 05 Februari 2014

NASIB SI TANJUNG BATU (features news)

Tanjung batu atau Wisata Pantai Sinam, letaknya di daerah Pemangkat, Kini, jarang lagi terlihat akan keindahannya, jauh dari kata “Bersih dan Menarik” hati para peminat wisata. Sejauh mata memandang yang terlihat Batu bertuliskan “Taman Rekreasi Tanjung Batu” yang berlumut beserta dua buah meriam yang siap menyambut pengunjung. Penjaga disana terlihat malas-malasan untuk berada di pos nya. Dengan tarif Rp. 3000, 00 saja kita dapat tiket masuk. Jika ditanya sesuai dengan apa yang saya bayangkan sebelum saya pergi ternyata memang sangat jauh sekali dan saya kecewa saat tiba disana.
Saya tertarik karena kata Bibi saya “Tanjung Batu” ini tempat wisata yang patut dikunjungi dan itu pun waktu jaman Bibi saya SMA dulu. Saat kita masuk terlihat area wisata “Batu Belah”, tapi sayangnya saya tidak membacanya terlebih dahulu saat masuk. Lalu, saya pun mulai berjalan mengelilingi gang kecil sekitar pantai dan terlihat rumah warga yang tidak beraturan mengelilingi daerah pantai . Terdapat beberapa patung yang tidak terawat dan kondisinya sudah rusak. Ada patung buaya, kura-kura dan ikan hiu. Selama beberapa menit saya berkeliling, mata saya tertuju dengan daerah perumahan yang dulunya warung tetapi keadaanya sudah tidak diperdulikan lagi. Pantainya yang berwarna kecoklatan membuat siapapun bertanya “Benarkah itu sebuah laut?”. Hanya semilir angin disanalah yang membuat saya tenang.
Bibi dan Bapak saya pada waktu itu pernah datang , dan dulunya daerah pantai tersebut tertata rapi dan terawat, tidak seperti keadaanya sekarang yang tidak diperhatikan lagi sehingga pengunjung pun tidak betah. Salah satu pengunjung yang saya temui bernama Ibu Ana berkata“Tempat ini bukanlah laut”. Ada juga Batu besar yang terhubung dengan sebuah gunung. Sayang sekali jika area wisata yang “Dulunya” indah berubah menjadi kesan menakutkan, Sebaiknya Pemerintah dapat memperhatikan area tersebut karena jika saja ada dana untuk merawat tempat ini, maka akan memberikan nilai lebih bagi daerah Pemangkat sebagai “Kota Pariwisata” selain Kota Singkawang. Di Singkawang sendiri pantai yang ada menjadi komoditas penting dan bahkan memberikan nilai lebih bagi pendapatan Kota Singkawang. Oleh karena itu apa salahnya Pemerintah di kabupaten Sambas mulai membuka matanya untuk merawat “Tanjung Batu” yang kini kondisinya semakin tua dan tidak diperdulikan lagi. Untuk itu dengan adanya langkah pelestarian tempat wisata tersebut diharapkan Tanjung Batu dapat menjadi salah satu tempat rekreasi bukan saja dari keindahannya tetapi sumber daya alam lautnya.

BERUBAHKAH KAU KOTA TEBAS?

Pemandangan berbeda saat saya berkunjung di sebuah Daerah Kabupaten Sambas yaitu Kota Tebas, Walaupun sudah berubah menjadi kota tetapi adat istiadatnya masih dipegang teguh dari dulu hingga sekarang. Sifat kekeluargaan masih terasa, dimana jika kita bertemu masyarakat disana mereka menyapa dengan ramah, bahu-membahu dalam bertetangga contohnya saat ada pernikahan maka tetanggan yang lain juga ikut membantu, dengan begitu pekerjaan pun terasa lebih ringan. Ada pula sifat mereka yang unik yaitu sifat dalam bermusyawarah dan budaya “BARTER” ATAU tukar-menukar barang yang masih bertahan. Jika musim panen tiba, seseorang dari mereka akan menukar sesuatu lalu yang lain menawar dengan barang yang setimpal sesuai yang telah disepakati. Memang unik karena selama ini jarang sekali ada kegiatan seperti itu di masyarakat desa. Adakalanya jika mereka sibuk untuk menanam padi, dan jarak warung serta harga lauk-pauk yang mahal memungkinkan mereka untuk menukarnya dengan beras lalu dengan makanan sekedar untuk mengganjal perut. Menurut penduduk setempat yang sempat saya wawancarai “jika musim panen tiba, kami bisa makan tanpa membeli beras akan tetapi biaya lauk-pauknya kami bingung mencari dimana” tutur Lukman. Mirisnya kota ini jauh dari kata “LAYAK”, kurangnya perhatian Pemerintah setempat untuk membuka usaha lainnya agar bukan saja terkenal dengan padi nya saja dan limau (baca: sejenis jeruk ) tetapi juga kaya akan hasil sayur-mayurnya. Adapula pentingnya membuka lapangan kerja agar pengangguran berkurang, meringankan biaya pendidikan, serta organisasi yang mengayomi petani untuk memproduksi tanaman palawija yang bernilai jual tinggi di pasaran untuk mengurangi beban hidup yang kian hari kian berat, sedangakan pekerjaan banyak mengharapkan bercocok tanam padi itupun untuk makan sehari-hari saja, kadang kala mereka bekerja menjadi TKI di negara tetangga agar merubah nasib hidup mereka selama ini. Perlu peninjauan dari Pemerintah Kabupaten Sambas untuk ikut memberikan solusi yang tepat untuk daerah terpencil dengan begitu bukan saja melihat karena perubahan dari desa ke kota saja, tapi kesejahteraan harus ikut berubah.